Skip to main content

Buat Apa Sekolah?

Abis walkblogging ke situsnya om Dedi Corbuzier dapet yang keren model beginian nih, langsung dinikmati saja yaa:
Nyeleneh tapi berisi

Coba tanya sama orang tua kalian... Suka balet? Mau tidak belajar balet? 

Suka catur? Gimana kalau les catur? Mau tidak mereka...

Itu masalahnya... 

Masalah kenapa kalau kita tidak suka matematika...kita dipaksa belajar matematika... Kalau tidak suka biologi kita dipaksa belajar biologi.. 

Dan bahkan di berikan pelajaran tambahan matematika pulang sekolah..

Saya ingat sekali saat saya SMP mata pelajaran matematika saya jelek.. Dan saya pun di les kan pada... Siapa lagi kalau bukan GURU matematika saya sendiri (kerja sampingan)... Dan apakah saya jadi pintar matematika sekarang? Ya tetap tidak...

Mengapa saya tidak cukup belajar pertambahan.. Lalu perkalian.. Atau basic basic nya saja... Mengapa saya harus belajar rumus TANGEN... ATAU RUMUS RUMUS lainnya yang saya tidak pakai mungkin sampai saya mati nanti...

Balet... Dasarnya adalah lompat.. Tekuk kaki.. Dll.. Semua org bisa kan.. Tapi tidak semua orang harus bisa balet kan?

Manusia adalah unik... Apalagi anak anak yang masih berkembang... Mengajari ikan untuk terbang.. Hanya akan membuat si ikan Stress dan mati...

Begitu juga dengan anak.. 

Kalau saya punya hak.. Saya akan berikan penjurusan sejak Smp. Mereka suka apa...mereka belajar apa.

Pilih yang mereka suka... Kita maksimalkan pelajarannya... Yang tidak suka? Ya cukup dasar nya saja..beres bukan?

Saat anak lain di les kan macam macam... Saya tanya anak saya.. Km mau belajar apa... Mau les apa? 

Endingnya anak saya Azka les catur dan bela diri.. 

Kalau pelajarannya jelek? Ah biar saja... Jangan takut nilai pelajaran merah.. Namanya belajar. 

Kalau tidak naik kelas? Ya biar saja... Jangan takut tidak naik kelas... 

School has to be fun.. Not stressful.

Memarahi anak krn mereka pelajaran jelek? 

Menjadikan kita Orang tua bodoh.... 

Memarahi hal yang si anak tidak suka akan mematikan proses kretivitas mereka... 

Biar saja mereka berkembang.. Sesuai apa yang mereka bisa dan diciptakan.. Ingat kita semua unik.. Mengapa kita diperlakukan sama? 

Pernah coba minta guru Inggris mengerjakan soal biologi? Atau guru matematika ujian seni rupa? 

Gimana kalau guru bahasa indonesia ujian olahraga?.... Pasti kebanyakan lucu hasilnya.

Inilah mengapa Saat kecil.. Cita cita anak biasanya menjadi astronot.. Presiden.. Polisi... Penari.. Pesulap... Dll.

Sepertinya tidak ada yang cita citanya menjadi.. Profesor biologi. 

Kalau pun ada.. Pasti krn si anak nanti mulai mengenal hal itu di saat menjelang remaja dan menjadi suka... Kalau tidak? Tidak mungkin berita cita jadi ahli akuntan dll. 

Lalu mengapa ketika kita besar cita cita jadi presiden berganti jadi asisten dosen?

Atau astronot jadi akuntan?

Atau pesulap jadi... Kerja di bank. 

Simple... Coz the parents and the environment including the school refuse the ideas... And Push their own  goals... 

Saya ingat sekali saat saya SMP nilai akuntansi saya 4.. 

Lalu si guru marah sambil berkata "kamu gak bisa akuntan gak akan sukses kamu! Mau jadi apa?"

Mungkin sekarang bisa saya jawab... Saya sukses di bidang lain saja ya.. Lalu saya bayar seorang akuntan tuk kerja buat saya. 

Si anak dijejali pelajaran yang bahkan mereka tidak mau... Tidak suka... Dan dijejali nya sampai eneg. Bukan di perkenalkan... Pernah menghafal peta buta?? 

Aneh bukan... Sampai detik ini setiap saya tersesat saya pakai GPS. Setiap saya beli peta... Selama ini ada tulisannya... Nah lalu saya belajar peta buta itu untuk apa ya? Oh saya tau... Mungkin mereka berpikir siapa tau saya akan jadi Indiana Jones.

Change the way u think...

If not... U kill your kids most potential ability... 

Make them DUMB....

YES DUMB.

I dont need kids who know everything... I need kids who do good on what they love.

----------------------

Kesimpulannya: SETUJU! Bahwa siswa itu unik, tidak usah disamaratakan kemampuannya. 

Andai Om Deddy jadi Guru, pemikiran yang dituangkan di blognya ini akan nampak jelas bertemu dengan satu problem pendidikan: antara potensi siswa dan tuntutan ketuntasan minimal belajar siswa.

Mudah-mudahan dapat kunjungan balik dari Om Deddy :D

Comments

Popular posts from this blog

Perbedaan Angka dan Nilai

Hiyaaa sudah resmi liburan? hehehe Raport sudah dibagi yaa, bagaimana dengan hasilnya?memuaskan? hehehe nilai matematikanya bagaimana? ada yang mau di komplen? ^^ Terlepas dari hasil yang sudah kalian terima, angka-angka yang ada di raport itu adalah gambaran dari proses pembelajaran yang sudah kalian lewati  selama satu semester terakhir ini dude , so ikhlasin aja yaa.. hehehe Ada catatan kecil nih tentang angka-angka yang muncul di raport yang mesti kalian renungkan.  Kalian harus cerdas membedakan angka dan nilai. Bapak garis bawahi lagi yaa.. angka dan nilai ! Sifat angka itu abstrak, hah? maksudnya? kalian tau ini angka berapa >>  8? DELAPAN , iya tepat! tapi kalian tau wujud angka 8 seperti apa? hehehe . Ingat ke pelajaran IPA bagaimana karakteristik benda yang berwujud zat padat, cair, dan gas. Nah, sekarang bagaimana dengan nilai 8? nilai 8 bisa jadi makna nya ada 8 macam buah benda yang berwujud zat padat/ cair/ gas. 8 drum yang berisi 8 liter air yang be

TUGAS REMEDIAL MATEMATIKA

Ujian Akhir Semester untuk semua mata pelajaran sudah usai. Sekarang guru sedang mengolah keseluruhan nilai yang akan didokumenkan dalam bentuk rapot, kalian hanya tinggal menunggu hasilnya seperti apa, maksimalkah? Beragam perasaan setelah UAS pasti muncul untuk memprediksikan nilai yang akan kalian dapatkan, puas, setengah puas, atau tidak puas sama sekali. Tapi ingat nilai akademis bukanlah segalanya! Khusus di mata pelajaran matematika, pengolahan nilai sudah hampir selesai. Nilai yang diolah diambil dari pengamatan guru dikelas selama proses pembelajaran berlangsung, nilai UTS, dan nilai UAS. Besaran persentase pengolahan nilainya yaitu 60% diambil dari nilai proses, 20% dari nilai UTS, dan 20% dari nilai UAS.  Sejujurnya ada besaran persentase yang sangat signifikan yang bisa mengangkat nilai kalian, yaitu nilai kasih sayang. hehehe term and condition nya berlaku yaa..  Hasil pengolahan nilai sementara cukup menggembirakan. Hanya saja ada yang perlu disesalkan bagi beber

DREAM WALL ( Mudahnya Mewujudkan Cita-cita )

INTRO "Apapun yang kamu bayangkan, inginkan dengan sungguh-sungguh, percaya dengan sepenuh hati, dan bertindaklah dengan antusias, TIDAK MUNGKIN TIDAK TERWUJUD! " Okeh disela-sela waktu memeriksa tugas siswa yang sedang sibuk prakerin -an , tiba-tiba terlintas begitu saja terpikir untuk mendesain kelas menjadi lebih cozy (artikan saja sendiri yaa) hehehe Yang terpikir adalah bagaimana mengevaluasi hasil prakerin siswa. Maksudnya? Ya, sekedar ingin tahu sejauh mana siswa sudah meng- capture dunia kerja. Meng- capture disini maksudnya sudah berapa banyak sosok-sosok di dunia kerja yang direkam oleh otak siswa such as Boss, HRD, KaBag, KaDiv. dsb., dan seberapa kuat keinginan mereka untuk menjadi sosok-sosok yang mereka sudah rekam.,atauuuu sama sekali tidak terpikirkan oleh mereka untuk menjadi sosok-sosok yang disebutkan tadi! hehe Nah, INTRO diatas saya coba realisasikan dengan membuat "DREAM WALL"! Alat untuk menjaga mood siswa untuk konsisten me