Sunday, 1 February 2015

Lha, Kok Ragu Menjadi Guru? (2)


Setelah dirasakan bisa menjawab keraguan "Apakah, saya pantas untuk menjadi seorang guru?" 

Ya Beginilah Peran Guru ..


Tembok keraguan berikutnya yang muncul adalah soal MATERI! *so silly*

Tembok Keraguan 2: Uang!

Lalu muncul pertanyaan di otak ini:

"Apakah profesi ini bisa menjamin kemapanan hidup saya?"
"Berapa banyak gaji yang akan saya terima?"

Hahaha

Pertanyaan-pertanyaan diatas memang benar-benar 'membunuh' gairah hidup bagi saya dan mungkin bagi para sarjana pendidikan lainnya!

Dan, ajaib terbukti! Teman semasa kuliah dulu yang punya track record IPK jauh lebih baik dibanding saya lebih memilih untuk bekerja di dunia industri dibanding memilih untuk bekerja di dunia pendidikan! Hffffff..

Sungguh betapa sayangnya potensi salah satu calon tenaga pendidik terbaik di kampus saya lebih memilih terjun ke dunia industri!

Lantas bisikan ghaib dari mana yang menguatkan tekad saya hingga detik ini masih memilih untuk melanjutkan profesi yang selalu dianggap mulia ini?

Beruntungnya saya yang mempunyai prinsip SKSD (sok kenal sok dekat)! Bergaul dengan banyak teman membuat peta di otak saya semakin luas. Banyak cerita yang terekam di kepala ini, yang menggiring alam bawah sadar saya mengatakan bahwa TIDAK SELAMANYA MANUSIA HARUS MENJADI HAMBA UANG! 

Memang betul adakalanya hati ini resah karena tak ada rupiah di saku.

Tapi istilahnya (versi saya) "Bergelut dengan kepuasan itu melelahkan, karena sifat dasar manusia itu tidak pernah puas!" yang jelas kita harus tau bagaimana cara kita bersyukur mentafakuri nikmat apa saja yang telah diberikan olehNya kepada kita, Sang Penjamin KEMAPANAN Manusia!

Jadi jawaban untuk pertanyaan:

"Apakah profesi ini bisa menjamin kemapanan hidup saya?"
"Berapa banyak gaji yang akan saya terima?"

Jawabannya adalah: Semua itu sudah ada yang mengatur, ya yang mengaturnya adalah Sang Penjamin KEMAPANAN!

Percaya saja padaNya; Kita tidak perlu untuk mengejar materi, biarkan saja materi yang mengejar kita, karena dia malu akan keikhlasan kita untuk mengajar siswa siswi kita dengan sepenuh hati. hehehe

Ya mudah-mudahan tidak ada lagi calon guru yang ragu untuk menjadi guru hanya karena masalah materi.

Sekedar catatan bagi pemangku kepentingan siapa saja di negeri ini, yang peduli akan dunia pendidikan Indonesia, tolong jangan salah gunakan ke ikhlasan kami, karena kebutuhan pokok kamipun sama seperti kalian.

Jadi tidak tepat kalau ada istilah:
Guru mengajarkan siswa bagaimana mereka mendapatkan uang lebih banyak dari pada yang didapatkannya.

Saya ulang:
Mudah-mudahan tidak ada lagi calon guru yang ragu untuk menjadi guru hanya karena masalah materi.
 
Oh iyaa coba deh renungkan kata-kata ini:
Pantaskan diri dulu untuk hidup layak sebelum kita memuntut kepantasan untuk hidup layak.

Semoga..

Espisode ke 3 masih dalam proses.. tetep stay tune ya.. hehehe

1 comment:

  1. uang bukanlah segalanya pak,,, blum tntu orang yang bnyak uang hidupnya senang,,, yang penting berkah aja

    ReplyDelete

Selamat datang di blog handrizakk.blogspot.com, Mari berbagi dengan tulisan. Sahabat bisa temukan saya di f: Handri Zakki Pratama | t: @handrizakk

MODUL AJAR BERBASIS UNDERSTANDING BY DESIGN (UBD)

Dalam rangka pemenuhan tugas PPG Piloting Tahap 3 Tahun 2024, saya telah melakukan telaah terhadap modul ajar matematika yang dikembang...