Skip to main content

Lha, Kok Ragu Menjadi Guru (1)


Tak terasa sudah lebih dari satu tahun menggeluti profesi yang justru sebelumnya tidak pernah terpikirkan di kepala ini. Salah satu profesi yang menurut kebanyakan orang merupakan profesi yang mulia.

Ya, sudah satu tahun lebih saya diberikan nikmat kesempatan oleh Yang Maha Kuasa, untuk mencicipi profesi menjadi seorang  Guru. Alhamdulillah keraguan akan menekuni dunia pendidikan pada saat pertama kali melakoni menjadi seorang Guru sedikit demi sedikit hilang seiring berjalannya waktu.

Lha, ko ragu menjadi Guru?

Jika di flash back jauh kebelakang pada saat masa-masa SMA dulu, keinginan terbesar saya adalah ingin menjadi seorang Planologist (ilmu tata rencana wilayah), alasannya kenapa? ya sudah jelas, alasannya saya ingin menata wilayah saya menjadi lebih teratur lalu lintasnya (tidak macet), bersih lingkungannya, asri wilayahnya, bebas banjir, dsb.

Begitulah kira-kira kepolosan menjabarkan cita-cita otak anak SMA pada saat itu. hehehe 

Ajaibnya, keinginan untuk menjadi seorang Planologist itu diarahkan oleh Guru saya, beliau dengan penuh semangat yang mendorong saya agar bisa mewujudkan cita-cita saya.

Jadi jelas sejak dulu memang tidak terpikirkan untuk menjadi seorang guru, apalagi untuk menjadi guru matematika! hahaha


Tapi entah kenapa jalan hidup itu penuh misteri, waktu menuntun saya untuk mendalami ilmu matematika, ilmu yang jelas-jelas saya benci sejak dulu kala! hahaha (ceritanya beda sesi yaa) dan yang lebih luar biasanya lagi sang waktulah yang membukakan pintu pengalaman saya untuk mencicipi profesi menjadi seorang Guru! Perfecto!

Kembali lagi: Lha, ko ragu menjadi Guru?


Keraguan yang pertama muncul dari pertanyaan: apakah saya pantas untuk menjadi Guru?

No body perfect!

Tidak mudah memang menjadi Guru yang dicintai oleh muridnya, tidak mudah memang menjadi Guru yang punya segudang trik metode pengajaran agar muridnya tidak bosan dikelas, tidak mudah memang menjadi Guru yang selalu menghargai usaha-usaha muridnya, dan masih banyak lagi ketidak mudahan untuk mencapai sosok Guru yang diidam-idamkan oleh muridnya.

Whoaa, kalau ketakutan diatas dipikirkan terus menerus, mungkin hari ini saya tidak akan mengucapkan rasa syukur betapa beruntungnya saya menjadi guru sampai detik ini!

Masih jauh dari kata ideal, tapi setidaknya ada usaha menuju kesana, dan yang terpenting adalah berani memutuskan untuk tidak takut menjadi seorang guru!


Ya jawaban dari keraguan yang pertama adalah tidak takut untuk mencoba!

Andai saja dulu saya tidak punya keberanian mencoba untuk menjadi seorang guru;

saya tidak akan pernah merasakan betapa senangnya ketika siswa menyapa saya saat berpapasan dijalan, dan mengucapkan salam yang tulus.

saya tidak akan pernah merasakan bagaimana caranya memanage emosi ketika siswa saya berbuat ulah yang mungkin saja mereka anggap benar.

saya tidak akan pernah tertawa lepas di depan banyak orang (di depan kelas) ketika siswa sedang berceloteh dan bertingkah lucu ketika mereka tidak bisa mengerjakan soal yang saya berikan.

saya tidak akan pernah merasakan betapa bahagianya ketika siswa bisa menjawab serangkaian soal yang dulu mereka anggap sulit.

dan mungkin saya tidak akan pernah merasakan betapa bangganya, ketika saya meninggalkan dunia ini suatu saat nanti, kelak dari mereka akan ada yang menjadi Planologist, mereka yang akan mengubah lingkungan sekitar menjadi lebih bersahabat dari sekarang, lingkungan yang hijau dengan pepohonan yang bisa dipetik buahnya, lingkungan yang ramah dengan sungai yang jernih yang penuh dengan ikan, lingkungan yang menyediakan taman bermain yang luas untuk anak-anak, lingkungan yang bebas dari jenis polusi apapun bentuknya, lingkungan yang memberikan harapan betapa beruntungnya kita dihidupkan di dunia ini.

Semoga tidak ada penyesalan untuk menjadi Guru bagi mereka yang akan mengabdikan dirinya untuk penerus bangsa ini.

Comments

Post a Comment

Selamat datang di blog handrizakk.blogspot.com, Mari berbagi dengan tulisan. Sahabat bisa temukan saya di f: Handri Zakki Pratama | t: @handrizakk

Popular posts from this blog

Perbedaan Angka dan Nilai

Hiyaaa sudah resmi liburan? hehehe Raport sudah dibagi yaa, bagaimana dengan hasilnya?memuaskan? hehehe nilai matematikanya bagaimana? ada yang mau di komplen? ^^ Terlepas dari hasil yang sudah kalian terima, angka-angka yang ada di raport itu adalah gambaran dari proses pembelajaran yang sudah kalian lewati  selama satu semester terakhir ini dude , so ikhlasin aja yaa.. hehehe Ada catatan kecil nih tentang angka-angka yang muncul di raport yang mesti kalian renungkan.  Kalian harus cerdas membedakan angka dan nilai. Bapak garis bawahi lagi yaa.. angka dan nilai ! Sifat angka itu abstrak, hah? maksudnya? kalian tau ini angka berapa >>  8? DELAPAN , iya tepat! tapi kalian tau wujud angka 8 seperti apa? hehehe . Ingat ke pelajaran IPA bagaimana karakteristik benda yang berwujud zat padat, cair, dan gas. Nah, sekarang bagaimana dengan nilai 8? nilai 8 bisa jadi makna nya ada 8 macam buah benda yang berwujud zat padat/ cair/ gas. 8 drum yang berisi 8 liter air yang be

TUGAS REMEDIAL MATEMATIKA

Ujian Akhir Semester untuk semua mata pelajaran sudah usai. Sekarang guru sedang mengolah keseluruhan nilai yang akan didokumenkan dalam bentuk rapot, kalian hanya tinggal menunggu hasilnya seperti apa, maksimalkah? Beragam perasaan setelah UAS pasti muncul untuk memprediksikan nilai yang akan kalian dapatkan, puas, setengah puas, atau tidak puas sama sekali. Tapi ingat nilai akademis bukanlah segalanya! Khusus di mata pelajaran matematika, pengolahan nilai sudah hampir selesai. Nilai yang diolah diambil dari pengamatan guru dikelas selama proses pembelajaran berlangsung, nilai UTS, dan nilai UAS. Besaran persentase pengolahan nilainya yaitu 60% diambil dari nilai proses, 20% dari nilai UTS, dan 20% dari nilai UAS.  Sejujurnya ada besaran persentase yang sangat signifikan yang bisa mengangkat nilai kalian, yaitu nilai kasih sayang. hehehe term and condition nya berlaku yaa..  Hasil pengolahan nilai sementara cukup menggembirakan. Hanya saja ada yang perlu disesalkan bagi beber

DREAM WALL ( Mudahnya Mewujudkan Cita-cita )

INTRO "Apapun yang kamu bayangkan, inginkan dengan sungguh-sungguh, percaya dengan sepenuh hati, dan bertindaklah dengan antusias, TIDAK MUNGKIN TIDAK TERWUJUD! " Okeh disela-sela waktu memeriksa tugas siswa yang sedang sibuk prakerin -an , tiba-tiba terlintas begitu saja terpikir untuk mendesain kelas menjadi lebih cozy (artikan saja sendiri yaa) hehehe Yang terpikir adalah bagaimana mengevaluasi hasil prakerin siswa. Maksudnya? Ya, sekedar ingin tahu sejauh mana siswa sudah meng- capture dunia kerja. Meng- capture disini maksudnya sudah berapa banyak sosok-sosok di dunia kerja yang direkam oleh otak siswa such as Boss, HRD, KaBag, KaDiv. dsb., dan seberapa kuat keinginan mereka untuk menjadi sosok-sosok yang mereka sudah rekam.,atauuuu sama sekali tidak terpikirkan oleh mereka untuk menjadi sosok-sosok yang disebutkan tadi! hehe Nah, INTRO diatas saya coba realisasikan dengan membuat "DREAM WALL"! Alat untuk menjaga mood siswa untuk konsisten me