Saturday, 6 December 2014

Curhat Guru Muda tentang Moratirum Kurikulum 2013

Berita tentang Kurikulum 2013 (kurikulum tiga belas disingkat kutil) akhir-akhir ini kembali ramai diperbincangkan, setelah diawal kemunculannya menghadirkan pro dan kontra, kali ini kebijakan Pak Anies Baswedan yang mengambil keputusan untuk menghentikan sementara pelaksanaan kutil (bagi sekolah yang baru melaksanakan kutil satu semester) lagi-lagi menuai beragam reaksi.

Kebetulan saya seorang guru dan mengajar di sekolah yang baru satu semester menerapkan si kutil, maka reaksi saya dalam menyikapi kebijakan Pak Mentri adalah cukup lega dan puas. Kebijakan yang sangat tepat dan berani. Well done Pak Anies!

Sejujurnya sebagai guru muda, jangankan berbicara pengaplikasian kurikulum dengan metode mengajar ini itu, menyampaikan materi tepat guna kepada siswa saja sudah menjadi sebuah prestasi tersendiri.

Semasa dulu kuliah tentu sudah diajarkan berbagai macam metode mengajar yang efektif kepada siswa, diajarkan pula merencanakan pembelajaran dikelas, namun kenyataannya lain teori lain kenyataan dilapangan.

Beban kerja guru dalam hal administrasi mengajar yang melekat pada si kutil setidaknya mengganggu fokus utama pengajaran yaitu transfer ilmu antara guru dan siswa.

Skenario pengajaran yang terdokumentasikan dalam bentuk RPP "sistematis" bagai buah simalakama. Berapa persenkah RPP "sistematis" yang telah dibuat berlembar-lembar itu dapat diaplikasikan secara utuh dikelas?

Saya tidak akan pernah mengusulkan RPP untuk dihilangkan. RPP penting! Karena tanpa perencanaan yang jelas proses pengajaran tidak akan mencapai target kompentensi dasar yang seharusnya siswa  capai.

Hemat saya, sistematika penyusunan RPP dibuat singkat dan jelas. RPP yang tidak kaku membatasi ruang guru untuk mengeksplore kemampuan siswanya. RPP yang dibuat maksimal hanya dua-tiga lembar saja.

Mudah-mudahan ada juga evaluasi untuk perangkat-perangkat mengajar guru.

Tapi setidaknya satu semester kedepan saya tidak akan lagi berhadapan dengan RPP yang berbelas-belas lembar itu. hehehe

Menjadi guru itu adalah pilihan, pilihan hidup. Pilihan tepat yang akan terasa kelak jika kita telah meninggal dunia, ketika nanti kita di surga melihat siswa-siswi kita menjadi orang-orang hebat yang akan bermanfaat untuk semesta raya ini.

Semoga kita diberi kekuatan untuk memilih jalan hidup menjadi guru yang sempurna bagi anak didik kita. Aamiin :)

2 comments:

  1. paragraf kedua terakhir itu, karena memang sesungguhnya sebaik-baik sebuah profesi adalah sekaligus beribadah

    ReplyDelete
  2. setuju.. itu nilai plusnya guru.. nya peuperiheun beunghar didunia.. beunghar oge diakhirat ntar pa fau.. aamiin

    ReplyDelete

Selamat datang di blog handrizakk.blogspot.com, Mari berbagi dengan tulisan. Sahabat bisa temukan saya di f: Handri Zakki Pratama | t: @handrizakk

MODUL AJAR BERBASIS UNDERSTANDING BY DESIGN (UBD)

Dalam rangka pemenuhan tugas PPG Piloting Tahap 3 Tahun 2024, saya telah melakukan telaah terhadap modul ajar matematika yang dikembang...