Skip to main content

Kolaborasi antarmapel (Mungkin) Sebuah Solusi?

Kita terus berdo’a dan berikhtiar supaya Pandemi Covid-19 ini segera usai, agar ruang kelas dapat segera dibuka kembali tanpa ada perasaan takut dan curiga akan terpapar resiko Virus Corona. Sudah hampir 11 bulan sejak Kemendikbud memutuskan untuk Belajar Dari Rumah (BDR), interaksi Guru, Siswa, dan Orangtua dibatasi oleh sekat virtual, walaupun dibeberapa titik ada juga yang menyelenggarakan pertemuan tatap muka untuk sekedar drive through tugas. Begitupun di Sekolah kami.

Disela-sela mengelola pembelajaran daring, Guru kami ada yang iseng bertanya, “jenuh gak sih dengan kondisi pembelajaran seperti ini?” Brilian! Saya pikir pertanyaan yang terlalu keren untuk disikapi. Pola pembelajaran tatap muka yang dibawa ke ruang virtual bisa jadi penyebabnya.

Mari kita cek aktivitas rutin daring harian. Dipagi hari Wali Kelas/Guru BP/BK akan membagikan presensi daring, selanjutnya program pembinaan karakter rutin dipantau secara daring, dan bisa ditebak setelahnya, yap, pergantian mata pelajaran dari jam ke jam akhirnya menggenapkan kewajiban struktur kurikulum darurat.


Berbagai media pembelajaran virtual hasil dari serangkaian kegiatan webinar sudah dicoba untuk diimplementasikan ke anak-anak, penugasan yang sifatnya kontekstual juga sudah disampaikan, dari yang sulit sampai ke yang mudah bahkan, hanya untuk menjaga tingkat keikutsertaan/partisipasi anak dalam BDR, namun tetap saja anak-anak mengeluh tentang tugas yang terlalu banyak, hingga terjadi penumpukan tugas di akhir pekan (dugaan saya penyebabnya adalah: tiap mata pelajaran membebankan tugas sesaat setelah pemberian materi)

Seperti biasa, dipermulaan semester genap di TP. 2020/ 2021 kami awali dengan evaluasi menyeluruh terkait dengan pelaksanaan BDR baik daring maupun luring, salah satu topik yang diangkat pada saat itu adalah “Bagaimana kalau kita merubah pola BDR Daring khususnya untuk mata pelajaran Muatan Nasional, dari semula ‘berdiri sendiri’ kita ubah polanya jadi ‘kolaborasi antar mapel?’, mungkin ini akan menjadi penawar dari kegelisahan siswa dalam pengerjaan tugas yang berlipat. Kata “mungkin” saya sematkan karena belum ada data empiriknya, untuk membuktikan sejauhmana efektivitas ide ini. Hemat saya kenapa tidak dilaksanakan saja dulu, lalu nanti kita cermati dan evaluasi kembali.

Langkah Pertama; Guru-guru dibuatkan ruang diskusi, untuk memutuskan mengambil Kompetensi Dasar Essensial dari setiap mata pelajaran. Kurikulum menjadi moderator dalam diskusi ini, menjembatani antarmapel yang saling berkaitan. Guru diminta untuk menetapkan Tujuan Pembelajaran dan indikator yang ingin dicapai. Selain itu Guru diminta untuk menjabarkan langkah-langkah pembelajaran, membuat timeline bagaimana anak-anak harus memanajemen waktu guna menyelesaikan target pembelajaran tepat waktu.

Langkah Kedua: Setelah dirumuskan mana saja mapel yang cocok untuk dikolaborasi, maka pada pertemuan pertama Guru mengundang siswa secara virtual untuk menyampaikan makna pembelajaran. Pertemuan selanjutnya masih dalam ruang virtual Guru memonitor Pembelajaran, sambil membantu anak-anak yang menemui kesulitan. Oh iyaa.. Pemantauan dilaksanakan sesuai dengan jam mengajar para Guru.

Langkah Ketiga: Siswa mulai memenuhi tugas kolaborasi, Guru menyeleksi Tugas, jika ada tugas yang dirasa kurang maskimal, Guru akan mengembalikan tugas tersebut kepada anak-anak untuk diperbaiki sesuai indikator yang sudah ditetapkan pada saat virtual meeting. Walaupun hanya ada satu tugas untuk siswa, namun Guru tetap mengukur kemampuan anak-anak dan mengkonversinya dalam refleksi pembelajaran baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

Contoh Konkret:

Langkah Keempat: Bagaimana cara Guru menilainya? dalam satu pembelajaran kolaborasi di atas, ada tiga mata pelajaran yang berkolaborasi; B. Inggris, PA-BP, PPKn. Guru Bahasa Inggris akan menilai kefasihan anak-anak dalam berkomunikasi dalam bahasa inggris tentunya. Guru PA-BP, akan menilai dalam adab berperilaku, dan tatacara bagaimana memulai aktivitas dari awal hingga akhir, sementara Guru PPKn menilai dalam hal tanggungjawab, integritas siswa dalam mengerjakan tugas, serta kepercayaan diri mereka.

Sekali lagi ini pola baru, pastilah banyak kekurangannya, tapi tidak salah kan? kalau kita mencoba membuat terobosan? Pendemi ini mengajarkan kita banyak hal, salahsatu diantaranya adalah inovasi. Teruslah berinovasi Guru-Guru Hebat di Indonesia! Kabarkan inovasi tersebut, terus berproses kearah yang lebih baik, tampung semua masukan, hingga akhirnya inovasi tersebut bernilai, setidaknya ada pengalaman untuk mencoba hal yang baru.

untuk melihat hasil silakan kunjungi: https://padlet.com/handrizakkipratama/resumepjblyakavhs atau https://www.instagram.com/p/CKdjhSmgCwS/

Hatur Nuhun 

Kalijati 2 Februari 2021

Handri Zakki Pratama

Comments

  1. Thanks for always sharing great ideas !
    Semoga bermanfaat..

    ReplyDelete
  2. Mantap kang Handri.. Luar biasaa..

    Kolaborasi bisa dikemas dengan lesson study

    ReplyDelete
  3. hehehe terimakasih akang-teteh sudah berkenan meluangkan waktu untuk membaca..

    ReplyDelete

Post a Comment

Selamat datang di blog handrizakk.blogspot.com, Mari berbagi dengan tulisan. Sahabat bisa temukan saya di f: Handri Zakki Pratama | t: @handrizakk

Popular posts from this blog

Perbedaan Angka dan Nilai

Hiyaaa sudah resmi liburan? hehehe Raport sudah dibagi yaa, bagaimana dengan hasilnya?memuaskan? hehehe nilai matematikanya bagaimana? ada yang mau di komplen? ^^ Terlepas dari hasil yang sudah kalian terima, angka-angka yang ada di raport itu adalah gambaran dari proses pembelajaran yang sudah kalian lewati  selama satu semester terakhir ini dude , so ikhlasin aja yaa.. hehehe Ada catatan kecil nih tentang angka-angka yang muncul di raport yang mesti kalian renungkan.  Kalian harus cerdas membedakan angka dan nilai. Bapak garis bawahi lagi yaa.. angka dan nilai ! Sifat angka itu abstrak, hah? maksudnya? kalian tau ini angka berapa >>  8? DELAPAN , iya tepat! tapi kalian tau wujud angka 8 seperti apa? hehehe . Ingat ke pelajaran IPA bagaimana karakteristik benda yang berwujud zat padat, cair, dan gas. Nah, sekarang bagaimana dengan nilai 8? nilai 8 bisa jadi makna nya ada 8 macam buah benda yang berwujud zat padat/ cair/ gas. 8 drum yang berisi 8 liter air yang be

TUGAS REMEDIAL MATEMATIKA

Ujian Akhir Semester untuk semua mata pelajaran sudah usai. Sekarang guru sedang mengolah keseluruhan nilai yang akan didokumenkan dalam bentuk rapot, kalian hanya tinggal menunggu hasilnya seperti apa, maksimalkah? Beragam perasaan setelah UAS pasti muncul untuk memprediksikan nilai yang akan kalian dapatkan, puas, setengah puas, atau tidak puas sama sekali. Tapi ingat nilai akademis bukanlah segalanya! Khusus di mata pelajaran matematika, pengolahan nilai sudah hampir selesai. Nilai yang diolah diambil dari pengamatan guru dikelas selama proses pembelajaran berlangsung, nilai UTS, dan nilai UAS. Besaran persentase pengolahan nilainya yaitu 60% diambil dari nilai proses, 20% dari nilai UTS, dan 20% dari nilai UAS.  Sejujurnya ada besaran persentase yang sangat signifikan yang bisa mengangkat nilai kalian, yaitu nilai kasih sayang. hehehe term and condition nya berlaku yaa..  Hasil pengolahan nilai sementara cukup menggembirakan. Hanya saja ada yang perlu disesalkan bagi beber

DREAM WALL ( Mudahnya Mewujudkan Cita-cita )

INTRO "Apapun yang kamu bayangkan, inginkan dengan sungguh-sungguh, percaya dengan sepenuh hati, dan bertindaklah dengan antusias, TIDAK MUNGKIN TIDAK TERWUJUD! " Okeh disela-sela waktu memeriksa tugas siswa yang sedang sibuk prakerin -an , tiba-tiba terlintas begitu saja terpikir untuk mendesain kelas menjadi lebih cozy (artikan saja sendiri yaa) hehehe Yang terpikir adalah bagaimana mengevaluasi hasil prakerin siswa. Maksudnya? Ya, sekedar ingin tahu sejauh mana siswa sudah meng- capture dunia kerja. Meng- capture disini maksudnya sudah berapa banyak sosok-sosok di dunia kerja yang direkam oleh otak siswa such as Boss, HRD, KaBag, KaDiv. dsb., dan seberapa kuat keinginan mereka untuk menjadi sosok-sosok yang mereka sudah rekam.,atauuuu sama sekali tidak terpikirkan oleh mereka untuk menjadi sosok-sosok yang disebutkan tadi! hehe Nah, INTRO diatas saya coba realisasikan dengan membuat "DREAM WALL"! Alat untuk menjaga mood siswa untuk konsisten me