Skip to main content

MAKNA UPACARA BENDERA

Tulisan ini dibuat untuk merefleksi atau proses memaknai upacara bendera sebagai agenda rutin dalam lingkup sekolah. 

Setiap hari senin, sebelum dimulainya proses kegiatan belajar mengajar, persiapan untuk melakukan kegiatan upacara bendera menjadi pemandangan yang biasa terlihat dalam memulai aktivitas di sekolah. 

Tata caranya sudah jelas, dimulai dari penghormatan kepada pembina upacara hingga kepada pembacaan do’a yang diakhiri dengan perintah “Peserta upacara diperkenankan untuk meninggalkan lapangan upacara”. 

Hal tersebut sudah diperkenalkan sedari tingkatan SD, SMP, hingga masih dipraktekan di tingkat SMA. Idealnya semakin tinggi jenjang sekolah semakin baik pula kualitas penyelenggaraan Upacara Bendera untuk dilaksanakan. 

Sehingga tanpa “komando” (perintah, red) dari  Guru/ pengurus OSIS/ petugas Upacara Bendera, para siswa dalam hal ini sebagai peserta upacara dengan sendirinya harus sudah ‘fasih’ melaksanakan upacara dengan tertib dan khidmat.

Lalu apa yang menjadi penyebab belum hilangnya “komando” untuk melaksanakan upacara masih berlaku? Bukankah ini menjadi penanda masih adanya rasa “keterpaksaan” dalam melaksanakan Upacara Bendera? 

Disini terlihat kesan bahwa peserta upacara tidak memaknai secara utuh prosesi upacara bendera. Proses memaknai itu baru hanya sebatas menjalankan tata cara upacara. Jika benar kesan ini yang muncul maka akan ada kesan yang lain “apa gunanya upacara bendera? jika yang didapat hanya pegal dan panas terik dari matahari di pagi hari?” dan itu yang BAHAYA!

Hal yang utama dalam upacara bendera adalah ketika Sang Saka Merah Putih berkibar di puncak tertinggi pada tiang bendera dengan diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya.  Jika peserta upacara sudah dapat memaknai hal ini, berapapun lamanya upacara tidak akan terasa. 

Bagaimana tidak waktu untuk melaksanakan upacara bendera paling lama hanya sekitar 45 menit saja, bayangkan dengan waktu yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan bangsa yang telah rela berkorban jiwa dan raga untuk dapat melihat generasi setelahnya mengibarkan Merah Putih tanpa ancaman dari pihak manapun yang menandakan Indonesia sebagai bangsa yang merdeka. Merdeka itu anugerah! 

Untuk dapat memaknai arti kata merdeka silakan untuk menambah referensi bacaan yang berkenaan dengan perjuangan para pahlawan yang telah merebut kemerdekaan Indonesia dari tangan-tangan penjajah.

Hal kedua yang perlu dimaknai adalah “Amanat Pembina Upacara”. Pesan yang terkandung didalamnya pastilah bermanfaat untuk peserta upacara. Jangan ada lagi peribahasa “masuk telinga kanan, keluar telinga kiri”. Orang yang cerdas adalah orang yang mampu mengambil setiap manfaat yang baik untuk dirinya dari kapanpun dan dimanapun dia berada.

Selebihnya Upacara Bendera mengajarkan kita untuk disiplin, tertib, dan bertanggung jawab. 

Kalaupun  kegiatan upacara masih belum selesai untuk sebagian peserta ketika perintah “Peserta upacara diperkenankan untuk meninggalkan lapangan upacara” sudah dikumandangkan, artinya ada yang salah dari mereka, entah itu pelanggaran disiplin, pelanggaran tata tertib, atau bahkan bergurau ketika Sang Saka Merah Putih berkibar? mereka harus bertanggung jawab atas dirinya sendiri dengan cara di “sadar” kan oleh komando dari Guru agar kesalahan yang sama tidak terulang kembali dikemudian hari.

Dan semoga pada pelaksanaan Upacara Bendera selanjutnya, peserta upacara benar-benar memaknai prosesi Upacara Bendera, agar Sang Saka Merah Putih merasa dihargai oleh semangat yang menggelora dari para peserta upacara  untuk meneruskan perjuangan pahlawan bangsa guna mengisi kemerdekaan ini serta menjaga Sang Saka Merah Putih agar terus berkibar dengan gagah melebihi bangsa lainnya.

Comments

Popular posts from this blog

Perbedaan Angka dan Nilai

Hiyaaa sudah resmi liburan? hehehe Raport sudah dibagi yaa, bagaimana dengan hasilnya?memuaskan? hehehe nilai matematikanya bagaimana? ada yang mau di komplen? ^^ Terlepas dari hasil yang sudah kalian terima, angka-angka yang ada di raport itu adalah gambaran dari proses pembelajaran yang sudah kalian lewati  selama satu semester terakhir ini dude , so ikhlasin aja yaa.. hehehe Ada catatan kecil nih tentang angka-angka yang muncul di raport yang mesti kalian renungkan.  Kalian harus cerdas membedakan angka dan nilai. Bapak garis bawahi lagi yaa.. angka dan nilai ! Sifat angka itu abstrak, hah? maksudnya? kalian tau ini angka berapa >>  8? DELAPAN , iya tepat! tapi kalian tau wujud angka 8 seperti apa? hehehe . Ingat ke pelajaran IPA bagaimana karakteristik benda yang berwujud zat padat, cair, dan gas. Nah, sekarang bagaimana dengan nilai 8? nilai 8 bisa jadi makna nya ada 8 macam buah benda yang berwujud zat padat/ cair/ gas. 8 drum yang berisi 8 liter air yang be

TUGAS REMEDIAL MATEMATIKA

Ujian Akhir Semester untuk semua mata pelajaran sudah usai. Sekarang guru sedang mengolah keseluruhan nilai yang akan didokumenkan dalam bentuk rapot, kalian hanya tinggal menunggu hasilnya seperti apa, maksimalkah? Beragam perasaan setelah UAS pasti muncul untuk memprediksikan nilai yang akan kalian dapatkan, puas, setengah puas, atau tidak puas sama sekali. Tapi ingat nilai akademis bukanlah segalanya! Khusus di mata pelajaran matematika, pengolahan nilai sudah hampir selesai. Nilai yang diolah diambil dari pengamatan guru dikelas selama proses pembelajaran berlangsung, nilai UTS, dan nilai UAS. Besaran persentase pengolahan nilainya yaitu 60% diambil dari nilai proses, 20% dari nilai UTS, dan 20% dari nilai UAS.  Sejujurnya ada besaran persentase yang sangat signifikan yang bisa mengangkat nilai kalian, yaitu nilai kasih sayang. hehehe term and condition nya berlaku yaa..  Hasil pengolahan nilai sementara cukup menggembirakan. Hanya saja ada yang perlu disesalkan bagi beber

DREAM WALL ( Mudahnya Mewujudkan Cita-cita )

INTRO "Apapun yang kamu bayangkan, inginkan dengan sungguh-sungguh, percaya dengan sepenuh hati, dan bertindaklah dengan antusias, TIDAK MUNGKIN TIDAK TERWUJUD! " Okeh disela-sela waktu memeriksa tugas siswa yang sedang sibuk prakerin -an , tiba-tiba terlintas begitu saja terpikir untuk mendesain kelas menjadi lebih cozy (artikan saja sendiri yaa) hehehe Yang terpikir adalah bagaimana mengevaluasi hasil prakerin siswa. Maksudnya? Ya, sekedar ingin tahu sejauh mana siswa sudah meng- capture dunia kerja. Meng- capture disini maksudnya sudah berapa banyak sosok-sosok di dunia kerja yang direkam oleh otak siswa such as Boss, HRD, KaBag, KaDiv. dsb., dan seberapa kuat keinginan mereka untuk menjadi sosok-sosok yang mereka sudah rekam.,atauuuu sama sekali tidak terpikirkan oleh mereka untuk menjadi sosok-sosok yang disebutkan tadi! hehe Nah, INTRO diatas saya coba realisasikan dengan membuat "DREAM WALL"! Alat untuk menjaga mood siswa untuk konsisten me